Skip to main content

MISTERI GOA PAKAR BANDUNG

 













          Orang Bandung atau yang kerap di sapa Bobotoh pasti sudah tidak asing lagi dengan tempat wisata yang satu ini. Goa Pakar, tempat yang sangat cocok untuk menghabiskan waktu liburan, selain tempatnya yang indah ditambah lagi udara yang segar khas dari Kota Bandung. Namun, siapa sangka dibalik keindahan Goa Pakar ini terdapat misteri yang cukup untuk membuat para pembaca maupun pendengar cerita tentang wilayah ini. Goa Pakarpun dibagi menjadi dua bagian yaitu Goa Belanda dan Goa Jepang.

Konon katanya Goa ini adalah tempat orang – orang pribumi ditahan dan dipaksa bekerja dan memakan banyak korban. Bahkan salah satu tv swasta ikut menggali informasi wilayah ini lebih dalam lagi dengan acara yang bertajuk uji nyali. Tentu saja dengan melihatnya saja sudah membuat kita merinding saat harus membayangkan apa yang terjadi disana, dengan suasana yang sunyi dan pengelihatan yang terbatas karena sangat gelap sudah cukup untuk membuat nyali menciut.

“LADA”, adalah kata yang dilarang untuk diucapkan di tempat ini atau kita biasa menyebutnya pantangan saat berkunjung ke Goa Pakar. Sebelum kita membahas tentang pantangan mengucap kata “lada” sebaiknya kita mengetahui sejarah tentang Goa Belanda terlebih dahulu.

Goa Belanda merupakan sisa – sisa sejarah yang menyimpan banyak sekali cerita yang terkubur bersama dengan pergantian generasi zaman. Goa Belanda ini konon adalah tempat penyimpanan logistik, tempat penyekapan para pahlawan maupun pemberontak dari pribumi yang menentang keberadaan belanda. Saat kalian memasuki Goa Belanda seketika akan terasa hawa yang berbeda tentu saja hawa yang mistis dan mencekam. Dingin dengan hawa yang mistis, goa yang dulunya digunakan sebagai tempat mengatur strategi ini juga masih terdapat jeruju besi untuk penawanan para pribumi. Tak jarang para tahanan harus meregang nyawa di goa ini. Bagaimana tidak, mereka hanya diberi makan seadanya dan lorong – lorong goa ini menjadi tempat terakhir mereka.

Saat Perang Dunia II bergejolak, Bandung menjadi markas anggota angkatan perang sekutu, sekaligus menjadi pusat komando militer mereka. Goa ini juga diperluas dan didirikan sebuah stasiun radio komunkasi yang bukan lain radio ini digunakan sebagai pengganti Radio Malabar yang berada di kawasan Gunung Putang, karena Radio Malabar ini tidak terlindungi dari serangan udara maka ini adalah langkah yang diambil para penjajah kala itu.

Bandung juga menjadi benteng pertahanan Belanda dan hanya memiliki satu jalan menuju pintu masuk yang terdapat di sebelah barat dan pintu keluar disebelah utara. Terdapat satu ruang yang digunakan unutk proses interogasi sentral yang letaknya cukup jauh dari lorong yang digunakan untuk para tahanan. Akan terdengar di lorong – lorong saat ada tawanan perang yang diinterogasi, penjajahpun tak ingin melewatkan sedikit saja informasi dari tawanan tersebut, sehingga tak jarang suara dari tawanan itu menggema hingga keluar melalui ventilasi – ventilasi goa tersebut.

Sudah bukan rahasia lagi jika goa ini memang menyimpan banyak cerita mistik, salah satunya adalah pantangan mengucap kata “lada”. Lantas bagaimana asal usul kata “lada” dilarang diucapkan di wilayah ini?.

Lada adalah nama seorang tokoh dan leluhur masyarakat sekitar, tak jarang ada orang yang mengucap kata “lada” dengan  sengaja akan mengalami hal – hal yang diluar nalar. Konon tokoh masyarakat itu adalah orang yang sangat dihormati oleh masyarakat setempat dan akhirnya kata “lada” disakralkan.

Apakah semua cerita ini akan terus menjadi cerita? Akankah waktu bisa mengungkap misteri ini? Ingatlah! Mereka ada disekitar kita!


Comments

Popular posts from this blog

MISTERI TEROWONGAN TUGU MALANG

              S udah menjadi rahasia umum tentang misteri di kota pendidikan yang satu ini, gimana enggak? Dulu sampai pernah ada acara tv jepang yang rela dateng buat menelusuri misteri yang fenomenal ini. Warga Malang atau yang kerap dipanggil AREMA singkatan dari Arek Malang dangan slogan khasnya “Salam Satu Jiwa” pasti sudah tidak asing dengan keanehan yang satu ini. Konon di Aula tugu yang terletak di tengah kompleks SMAN 1, 3, dan 4 ini terdapat terowongan yang memiliki cabang – cabang yang entah kemana akan berakhir. Beberapa sumber mengatakan bahwa terowongan ini akan berakhir di Stasiun Kota Baru Malang, dan ada pula yang beranggapan bahwa terowongan ini tidak memilki akhir. “Dulu pernah ada 3 siswa dari SMA tersebut yang mencoba masuk, yang 1 ketemu di Stasiun (Kota Baru) tapi mengalami ganguan jiwa, dan yang 2 entah kemana” ucap salah seorang siswa, tentu saja itu bukan suatu kebetulan atau hanya sensai belaka jika ada bebe...

CATATAN MAUT PENDAKI GUNUNG SLAMET JAWA TENGAH

S ecercah cerita yang dibuat oleh Gunung Slamet dengan aktor mahasiswa dan mahasiswi UGM. Minggu, 4 Februari 2001                 Pendaki Gunung Slamet yang beranggotakan 7 orang ini menuju Bumiayu melalui Stasiun Lempuyangan. Masrukhi, Dewi, Gentur, Ismarilianti atau Iis, Turniadi atau Dodo, Bregas, dan Fauzan adalah para pendaki yang hendak menaklukan Gunung Slamet kala itu. Sesampainya di Bumiayu mereka melanjutkan perjalanan hingga tiba di Pengasinan. Untuk mencapai Desa Kaliwadas, mereka harus berjalan dengan jarak 7 km dilanjutkan bermalam di desa tersebut. Senin, 5 Februari 2001                 Pagi hari para pendaki ini memulai hari pertama menuju Puncak Gunung Slamet. Mereka memutuskan untuk membangun tenda dan mulai beristirahat setelah melalui pertemuan jalur Kaliwadas – Baturaden. Selasa, 6 Februa...

BEGU GANJANG SI HANTU PANJANG SUMATERA UTARA

                      M akhluk mistis yang sangat dikenal oleh etnis Batak ini dikenal dengan nama Begu Ganjang yang memiliki arti Hantu Panjang . Sebagian masyrakat Batak yang bertempat di Tapanuli Utara, Sumatera Utara ini masih mempercayai tentang adanya begu ganjang.                 Jika terjadi hal – hal yang aneh atau diluar nalar, begu ganjang menjadi kambing hitam orang – orang setempat. Bahkan sering kali orang dibunuh, dibakar, dan diusir karena isu memelihara begu ganjang. Berita terakhir mengatakan bahwa seorang tunanetra nyaris saja menjadi korban karena dituding memelihara Begu Ganjang. Beruntung pihak yag berwajib bergegas datang dan pria tunanetra tersebut hanya diusir dari kampungnya.                 Orang – orang sekitar mempercayai ji...