Siapa warga malang yang tidak tau sekolah tugu? Sekolah yang terletak bersebrangan dengan alun – alun tugu kota Malang ini menyimpan banyak sekali misteri didalamnya salah satunya adalah misteri lantai berdarah. Konon katanya kompleks tugu ini memang menjadi tempat untuk menyiksa pribumi yang dilakukan pada zaman penjajahan dahulu kala. Lantai berdarah tersebut seolah menjadi saksi kekejaman para penjajah memperlakukan pribumi dengan tidak berprikemanusiaan. Siapa sangka lantai berdarah itu hingga sekarang masih menampakkan diri seolah tak ingin hilang meskipun zaman telah berganti.
Rumor
yang beredar mengatakan bahwa bercak darah tersebut tidak bisa dihapus bahkan
meskipun lantai diganti bercak darah akan kembali lagi. Salah satu tv Jepang
juga pernah meliput keanehan ini dan tentu saja mereka mendapat berita ini
bukan sebuah kebetulan saja. Ada sumber yang mengatakan bahwa dulunya di toilet
SMAN 1 Malang terdapat tulisan “JANGAN DIAM” entah apa maksud dari kata
tersebut, mungkin saat kita diam akan terjadi sesuatu.
SMAN 1
Malang juga menyimpan misteri dengan adanya bercak darah yang terpampang di
permukaan lantai sudah banyak pihak yang ingin mencoba mengganti lantai
tersebut, namun juga harus menanggung resikonya. “Mereka” seolah tidak ingin
membiarkan siapapun menghapus kenangan atau cerita pedih yang telah terjadi
dahulu kala.
Informasi
dari sumber yang terpercaya, saat ini di SMAN 4 Malang lantai berdarah sudah
tidak ada lagi, tetapi tangga kayu untuk menuju lantai 2 masih tetap ada. Selain
itu siswa SMAN Tugu yang terbagi menjadi SMAN 1, 3, dan 4 juga kerap mendengar
suara – suara aneh saat mereka harus pulang sedikit larut. Suara gamelan dan
gending jawa sudah biasa terdengar oleh satpam maupun staff sekolahan yang bertugas
pada malam hari. Bahkan saat malam hari toilet wanita yang terletak di ujung
belakang SMAN 4 Malang ini tutup alias tidak ada boleh yang melintas.
Tidak
hanya siswa SMAN Tugu saja yang pernah merasakan langsung sensasi keangkeran
sekolah mereka, tamu – tamu dari luar sekolahpun kerap menjadi sasaran teror
“mereka”. Kontingen POPDA dari Kota Kediri juga pernah merasakan teror yang
cukup menciutkan nyali mereka, salah satu anggota kontingen tersebut harus
merasakan sensasi bagaimana rasanya tak sadarkan diri selama 3 hari. Tentu saja
“mereka” tak melakukan ini tanpa sebuah alasan, karena setiap kejadian pasti
ada penjelasan. Saat dia sadar pada hari ketiga ia mulai berbicara tentang apa
yang dia alami, sosok makhluk hitam besar berdiri didepannya dengan sorot yang
sangat menyeramkan seolah ingin menemani dia selama bertamu dirumah mereka.
Para
alumni SMAN Tugu juga banyak yang berbagi cerita, mulai dari hanya mendengar
suara hingga harus bertatap muka rata. Seorang siswi yang tiba – tiba jatuh
pingsang saat dia melihat wajahnya dikaca, bukan tidak dan bukan lain itu
karena sesosok wanita dari alam yang berbeda turut serta menampakkan paras
wajahnya. Setiap wilayah pasti berpenghuni hanya masalah waktu misteri ini bisa
terungkap, atau bahkan waktu juga tidak bisa mengungkap misteri ini. Sudah
bukan menjadi rahasia lagi jika cerita di wilayah ini memang cukup membuat para
pendengarnya merinding, bukan hanya penikmat cerita bahkan ada juga beberapa
orang yang mencoba membuktikan kebenaran ini semua.
Akankah mereka terus menunjukan eksistensinya? Ataupun hanya
sekedar menunjukan bahwa mereka ada? Ingatlah! Kita tidak pernah sendirian!
Comments
Post a Comment