Desa Rianiate, desa yang terletak di Kecamatan Padangsidimpuan Barat, Tapanuli Selatan ini juga menyimpan cerita misteri.
Ikan yang berkeliaran disekitaran rumah warga biasa disebut Ikan Juring. Entah mengapa walaupun sebenarnya ikan ini mudah sekali untuk ditangkap, namun warga tidak ada yang memakan bahkan tidak ada yang mengganggu ikan ini. Selain ukurannya yang besar ikan ini selalu bergerombol dengan kawanan yang jumlahnya mencapai ratusan bahkan ribuan. Saat musim kemarau tiba, sungai akan sedikit mengalami penurunan debit air hingga tubuh ikan jurung ini hanya mampu terbenam air tidak lebih dari 1/3 badannya.
Desa
ini termasuk perkampungan terakhir dengan rumah yang terbuat dari papan yang
usianya sudah tua, bahkan bisa dibilang desa ini terisolir dari dunia luar.
Bagaimana tidak? Untuk menuju desa ini kita bisa melewati jalur darat dengan
rute harus mencapai puncak perbukitan dan medan yang cukup sulit, karena adanya
batu – batu yang besar dan lumpur yang siap membuat kita kuwalahan saat
melakukan perjalanan menuju desa ini. Jangan berharap bahwa kita dapat melewati
jalanan ini dengan menggunakan mobil, sepedah motor saja sangat jarang berlalu
- lalang disekitar sini.
Rumah –
rumah khas suasana masyarakat sekitar akan terasa begitu kita sudah memasuki
desa Riante, semua nampak sederhana dengan rumah berlapis kayu dan berbentuk
seperti panggung. Hanya Masjid yang berdiri kokoh di pinggiran sungai Riante
saja yang terlihat mewah. Menurut kabar masjid ini mendapat bantuan dana oleh
Gubernur Sumatera Utara yaitu Raja Inal Siregar yang sudah lama digantikan.
Dengan penduduk desa yang berjumlah sekitar 270 kepala keluarga, masjid ini
seolah menjadi cerita tersendiri.
Dahulu
ada seseorang yang datang dari Desa Tabuyung yang mendirikan persulukan. Tidak
lain dan tidak bukan, persulukan itu terletak di pinggiran Sungai Rianiate.
Karena aktivitas penduduk sekitar mayoritas menggunakan air, maka air sekitaran
sungai Rianiate tidak lagi terjaga. Seseorang inipun terus mencari cara agar
tersedia air bersih disana, setelah lama dia terus berusaha dan berdoa akhirnya
dia mendapat solusi. Suatu saat dia pergi, tak lama dia kembali dengan membawa
ikan jurung dengan ukuran yang cukup besar. Dengan adanya ikan itu disekitaran
pemukiman warga, air lambat laun menjadi bersih kembali. Karena pada dasarnya
ikan akan menyaring kotoran – kotoran yang terdapat dihulu sungai, penduduk
sekitar menyebut ikan ini adalah ikan merah.
Ikan
jurung ini kemudian berkembang biak, semakin banyak hingga mencapai ratusan
bahkan ribuan ekor. Warga sekitarpun mempercayai bahwa ikan ini bukanlah ikan
biasa, mereka mengatakan bahwa ikan ini “dilindungi” oleh seseorang yang
membangun persulukan di pinggiran Sugai Rianiate tersebut. Menurut kabar, sudah
banyak kejadian yang menimpa seseorang dengan mengabaikan peringatan warga
sekitar. Konon dulu pernah ada seseorang yang nekat memakan ikan dan mengganggu
ketentraman dan tentu saja terjadi hal – hal yang diluar nalar, mulai dari
kebutaan hingga kematian.
Warga
sekitar mengaku tidak pernah melarang seseorang untuk memakan ikan – ikan
disekitar mereka, hanya peringatan yang selalu menjadi tindakan warga sekitar.
Saat seseorang mengabaikan peringatan itu, maka resiko harus mereka tanggung
sendiri. Masjid yang terletak di pinggiran sungai itupun masih berdiri tegak
dengan ribuan ikan yang bermain – main disekitarnya cukup membuat beberapa
orang rela pergi ke desa Rianiate untuk melihat sendiri misteri yang sangat
jarang ini terjadi.
Comments
Post a Comment